Sejarah Lahirnya Aswaja
lanjutkan artikel kemarin,, nie... Aswaja kalau dilihat dari pengertiannya,, dapat diartikan sebagai ajaran islam,, yg masih orisinil, alias murni...
tapi, semenjak era Rasulullah SAW, dan para Sahabat,, tatanan ajaran Aswaja belum dibukukan secara sempurna. meski pemeluk Islam pada saat itu sangat erat memegang teguh ajaran Aswaja.Sehingga tidak khawatir terjadi penyimpangan terhadap tuntunan Rosulullah.
Seiring berjalannya waktu kemurniaan agama Islam mengalami perubahan. muncul sengketa dan diskursus pemahaman baru dalam menafsirkan Alqur'an dan Alhadist.
Rasulullah sebelumnya sudah mengingatkan bahwa islam akan pecah menjadi 73 golongan. ini melebihi perpecahan umat Yahudi dan Nasroni yang berjumlah 71 dan 72. dari 73 pecahan islam, hanya satu yang benar dan masuk surga. Lainnya masuk neraka. Rasulullah mengisyaratkan dalam hadisnya. yang diriwayatkan oleh (HR. Abu dawud).
Yang artinya Rasulullah saw. berdiri di antara kami seraya bersabda, "ingatlah! sesungguhnya, golongan ahli kitab sebelum kalian semua terpecah menjadi 72 ajaran. dan sesungguhnya, umat ini(Islam) akan terpecah menjadi 73 ajaran. yang ke 72 akan masuk kedalam neraka dan yang satu akan masuk surga. mereka yang masuk surga adalah kelompok Al jamaa'ah." (HR. ABU DAWUD).
Setidaknya, akhir periode pemerintahan khalifah Usman Ibnu Affan adalah awal perselisihan itu dimulai. berlanjut pada pemerintahan Sayidina Ali dan terus memanas pada masa-masa berikutnya. tercatat berbagai sekte bermunculan pada era tersebut. misalnya: Khawarij, Syiah, Mu'tazilah, dan lain-lain, nanti akan saya bahas di bab ke dua.
Munculnya sekte2 yg baru tak membuat Aswaja terpengaruh dan terseret arus aliran kecil yang memisahkan Aswaja dari sumber aslinya. Maka tidak heran jika Aswaja dikenal sebagai Ajaran orisinil dari Rosulullah SAW bagi yg teguh dan tak terpengaruh oleh ajaran islam sesat.
Aswaja berdiri ditengah puluhan islam pecahan yg terus berusaha merobohkan dinding pertahanan. oleh karena itu, sangatlah diperlukan jika Aswaja dirumuskan dan diformulasikan dalam kodifikasi (pembukuan yang sistematis). Tujuannya agar menjadi pedoman bagi para pengikutnya dan menjadi perisai dari hantaman sekte lain yang siap merobohkan kekokohan Aswaja.
Pelopor pembukuan akidah Aswaja adalah Syaikh Abu Alhasan Al ASy'ari (260-324 H). dan Syaikh Abu Mansur Al Maturidi (333 H). Dua tokoh Kharismatik Ulama Salaf ini yang kemudian menghasilkan kodifikasi metodologi akidah Aswaja yang selanjutnya dijadikan sebagai referensi utama umat islam karena ajaran yang ajarkannya sesuai dengan Alqur'an As sunnah.
Syaikh Abu Hasan Al Asy'ari mendokumentasikan akidah Aswaja dalam berbagai kitab beliau. diantaranya: Al Luma' fi Ar Raddi "Ala Ahli Az-Zaighi Wa Al Bida'i, Ali banah 'An Ushul Ad diyanah, dan Maqalat Ali Slamiyyin, sedang, Syaikh Abu Mansur Al Maturidi mendokumentasikan akidah Aswaja dalam kitab karangannya, antara lain: At Tauhid, Ta'wilat Ahlis Sunnah, Bayan Wahmi Almu'tazilah, dan lain-lain.
Dua tokoh kharismatik ini menjadi pelopor Akidah Islam yang masih asli. maka, tak heran jika masa tersebut dianggap sebagai tonggak lahirnya sistematika kredibilitas Islam Aswaja. Meski dalam sejarahnya, Aswaja sebenarnya telah lahir jauh sebelum sekte-sekte aneh bermunculan.
lanjutkan artikel kemarin,, nie... Aswaja kalau dilihat dari pengertiannya,, dapat diartikan sebagai ajaran islam,, yg masih orisinil, alias murni...
tapi, semenjak era Rasulullah SAW, dan para Sahabat,, tatanan ajaran Aswaja belum dibukukan secara sempurna. meski pemeluk Islam pada saat itu sangat erat memegang teguh ajaran Aswaja.Sehingga tidak khawatir terjadi penyimpangan terhadap tuntunan Rosulullah.
Seiring berjalannya waktu kemurniaan agama Islam mengalami perubahan. muncul sengketa dan diskursus pemahaman baru dalam menafsirkan Alqur'an dan Alhadist.
Rasulullah sebelumnya sudah mengingatkan bahwa islam akan pecah menjadi 73 golongan. ini melebihi perpecahan umat Yahudi dan Nasroni yang berjumlah 71 dan 72. dari 73 pecahan islam, hanya satu yang benar dan masuk surga. Lainnya masuk neraka. Rasulullah mengisyaratkan dalam hadisnya. yang diriwayatkan oleh (HR. Abu dawud).
Yang artinya Rasulullah saw. berdiri di antara kami seraya bersabda, "ingatlah! sesungguhnya, golongan ahli kitab sebelum kalian semua terpecah menjadi 72 ajaran. dan sesungguhnya, umat ini(Islam) akan terpecah menjadi 73 ajaran. yang ke 72 akan masuk kedalam neraka dan yang satu akan masuk surga. mereka yang masuk surga adalah kelompok Al jamaa'ah." (HR. ABU DAWUD).
Setidaknya, akhir periode pemerintahan khalifah Usman Ibnu Affan adalah awal perselisihan itu dimulai. berlanjut pada pemerintahan Sayidina Ali dan terus memanas pada masa-masa berikutnya. tercatat berbagai sekte bermunculan pada era tersebut. misalnya: Khawarij, Syiah, Mu'tazilah, dan lain-lain, nanti akan saya bahas di bab ke dua.
Munculnya sekte2 yg baru tak membuat Aswaja terpengaruh dan terseret arus aliran kecil yang memisahkan Aswaja dari sumber aslinya. Maka tidak heran jika Aswaja dikenal sebagai Ajaran orisinil dari Rosulullah SAW bagi yg teguh dan tak terpengaruh oleh ajaran islam sesat.
Aswaja berdiri ditengah puluhan islam pecahan yg terus berusaha merobohkan dinding pertahanan. oleh karena itu, sangatlah diperlukan jika Aswaja dirumuskan dan diformulasikan dalam kodifikasi (pembukuan yang sistematis). Tujuannya agar menjadi pedoman bagi para pengikutnya dan menjadi perisai dari hantaman sekte lain yang siap merobohkan kekokohan Aswaja.
Pelopor pembukuan akidah Aswaja adalah Syaikh Abu Alhasan Al ASy'ari (260-324 H). dan Syaikh Abu Mansur Al Maturidi (333 H). Dua tokoh Kharismatik Ulama Salaf ini yang kemudian menghasilkan kodifikasi metodologi akidah Aswaja yang selanjutnya dijadikan sebagai referensi utama umat islam karena ajaran yang ajarkannya sesuai dengan Alqur'an As sunnah.
Syaikh Abu Hasan Al Asy'ari mendokumentasikan akidah Aswaja dalam berbagai kitab beliau. diantaranya: Al Luma' fi Ar Raddi "Ala Ahli Az-Zaighi Wa Al Bida'i, Ali banah 'An Ushul Ad diyanah, dan Maqalat Ali Slamiyyin, sedang, Syaikh Abu Mansur Al Maturidi mendokumentasikan akidah Aswaja dalam kitab karangannya, antara lain: At Tauhid, Ta'wilat Ahlis Sunnah, Bayan Wahmi Almu'tazilah, dan lain-lain.
Dua tokoh kharismatik ini menjadi pelopor Akidah Islam yang masih asli. maka, tak heran jika masa tersebut dianggap sebagai tonggak lahirnya sistematika kredibilitas Islam Aswaja. Meski dalam sejarahnya, Aswaja sebenarnya telah lahir jauh sebelum sekte-sekte aneh bermunculan.
0 komentar:
Posting Komentar